Corona, Pemerintah dan Kecemasan Publik

kecemasan publik

Modernis.co, Malang – Nampaknya pemerintah berhasil memberikan kepanikan yang berlebihan terhadap masyarakat luas, sehingga harus membuat kebijakan dan menyebabkan lumpuhnya aktivitas sosial (Lockdown) yang berdampak  terhadap aktivitas ekonomi masyarakat, parahnya lagi jika hal ini akan berdampak kepada aktivitas ibadah atau dakwah.

Mari kita coba mempelajari satu hadist Nabi yang berkaitan erat dengan penyebaran virus Corona akhir-akhir ini, yg berbunyi:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)

Ketika kita mencermati hadist tersebut maka mohon maaf tentu kita akan berfikir bahwa pemerintah sudah salah langkah sejak awal dalam menyikapi kasus ini sehingga berdampak pada kondisi saat ini dan kebijakan yang sudah mereka keluarkan.

Mengapa demikian ? Iya tentu, hadist tersebut dengan jelas memberitahukan kepada kita semua, bahwa “Jika terjadi wabah ditempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu”, potongan hadist tersebut nampaknya kurang begitu di pahami oleh pemerintah sehingga pada saat awal mengambil kebijakan untuk memulangkan WNI yang ada di Wuhan, China ke Indonesia dilakukan tidak dengan pertimbangan yang begitu matang, atau dalam melakukan screening yang ketat terhadap siapapun warga negara baik asing maupun pribumi yang masuk ke negara kita untuk dilakukan sterilisasi.

Bukan hendak tidak perduli terhadap nasib saudara kita WNI yang ada di Wuhan, China. Tetapi dalam Islam juga ada konsep Maqashid Asy-Syari’ah, yang salah satunya adalah Hifdzu An-Nafs yaitu menjaga nyawa manusia dan menjunjung tinggi setiap ruh yg dititipkan oleh Allah kepada hambanya. Dalam kaidah Ushul Fiqh juga dijelaskan bahwa

إذا تعارض مفسدتان رُوعي أعظمُهما ضررًا بارتكاب أخفهما

Artinya: Apabila ada dua mafsadat bertentangan, maka yang harus ditinggalkan adalah mafsadat yang mudharatnya lebih besar, dengan melakukan mudharat yang lebih ringan.

Kaidah ini rupanya sangat cocok sekali dengan kondisi saat itu, berkaitan dengan kebijakan pemerintah mempulangkan WNI di Wuhan, China ke Indonesia. Namun, sayangnya kecocokan kaidah ini salah di fahami. Jika mengacu kepada kaidah tersebut maka harusnya pemerintah berfikir seribu kali untuk mempulangkan WNI pada saat itu, bukan tidak cinta dan perduli terhadap saudara se-tanah air kita. Namun, nampaknya pengambilan keputusan tersebut salah satunya yang menyebabkan kondisi saat ini di Negara kita ramai dengan tagar #LockDownIndonesia.

Menurut hemat penulis, sejauh pengalaman dan keterbatasan ilmu yang dimiliki memang ada banyak penyebab virus Corona bisa masuk kedalam tubuh manusia, menyebar dan menular kepada lingkungan sekitar. Diantaranya adalah disebabkan kondisi fisik tubuh yang lemah atau menurun, pencemaran melalui udara dan kontak fisik antara satu dengan yang lain.

Sekarang saya tidak menyalahkan sepenuhnya atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah agar tidak melakukan aktivitas yang melibatkan dan menghimpun banyak orang dalam satu tempat, apalagi hal tersebut sudah merambat ke instansi-instansi pendidikan dan menyebabkan ketidak kondusifan aktivitas belajar mengajar.

Namun, harusnya pemerintah memberikan antisipasi dan solusi yang lebih solutif ketimbang harus mengeluarkan kebijakan yang menyebabkan melumpuhnya seluruh aktivitas sosial masyarakat. Misalnya, memberikan fasilitas kesehatan (pencegahan) dan edukasi yang lebih massive dalam menjaga kebersihan dan pola hidup untuk menangkal virus ini (fasilitas hand sanitizer).

Kita semua memang takut dan khawatir atas terjadinya penyebaran virus tersebut, tapi harusnya pemerintah tidak semakin membuat masyarakat panik sehingga harus menghentikan seluruh aktivitasnya, dan buruknya malah akan memberikan dampak terhadap aktivitas dakwah dan ibadah.

Misal, pada akhirnya dilarang melalukan kegiatan kajian dakwah atau seminar, shalat berjamaah di masjid, atau shalat Jumat berjamaah dikarenakan terdapat banyak orang yang berkumpul disana, lucu juga jika nanti akan merambat terhadap pelarangan ibadah puasa ramadhan yang sebentar lagi akan dilaksanakan oleh seluruh ummat islam, dikarenakan virus Corona mudah masuk kedalam daya tahan tubuh manusia yang rendah.

Hendaknya kita semua harus senantiasa berdoa dan berikhtiar dengan niat tulus ikhlas kepada Allah SWT, agar terhindar dari virus tersebut, menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari wabah virus Corona ini.

Dan semoga kita semua selalu diberi lindungan oleh Allah SWT, diberikan nikmat sehat dan bersyukur atas kesehatan yang selama ini telah Allah berikan kepada kita semua.

Oleh : Abdul Aziz Pranata (Presma UMM 2020-2021, Pegiat di Peace Literacy Network “PeaceLink” Malang)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment